Powered By Blogger

Jumat, 22 April 2011

PUPUK KOMPOS

Usaha Menjadikan Desa Penghasil Pupuk Organik

Visi seorang kep Desa ingin menjadikan wilayahnya, sebuah Desa pesisir pantai, sebagai penyedia pupuk organik berbasis kelautan sangat menarik. Kemelimpahan aneka limbah ikan, memang sangat baik dijadikan pupuk organik. Kandungan protein hewani, tulang (calcium), akan menghasilkan pupuk organik yang kaya nutrisi... khususnya unsur mikro.

Di setiap musim, masih terdapat antara 25 – 30% hasil tangkapan ikan laut yang akhirnya harus menjadi ikan sisa atau ikan buangan. ikan-ikan sisa dan yang terbuang tersebut secara langsung maupun tidak langsung banyak membawa problema lingkungan di kawasan pesisir, minimal dalam bentuk gangguan terhadap kebersihan, sanitasi dan kesehatan lingkungan pesisir. Upaya mengatasi sanitasi pesisir sekaligus menjadikan pupuk organik lengkap itu tengah berlangsung di Ds Wedung, Kec Wedung, Demak. Dikombinasi dengan aneka limbah pertanian ( dedak, sekam, limbah serutan kayu) yang melimpah di Demak, tentu saja memberikan dukungan bagi sang Lurah mencapai cita-citanya.
Setelah studi ke lokasi display KencanaOnline.Com di Bandung, sang Kepala Desa H Jamalludin Malik, Smk segera hadirkan instalasi pengolah sampah di desanya. Dengan memanfaatkan dana PNPM, membangun instalasi (IPSK) pada kapasitas olah sampah dan limbah 3 m3 atau 1 ton/ hari, menggunakan teknologi mikrobiologi dengan alat modern berupa 5 rotary kiln dilengkapi mesin pencacah organik. Kegiatan ini tentu saja menarik perhatian banyak pihak belajar mebuat kompos berbahan limbah ikan dan tanaman dengan mengunjunginya ke lokasi ds Wedung
 Pupuk adalah zat hara yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik sesuai genetis dan potensi produksinya. Pupuk dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik (sintetis). Pupuk organik bisa dibuat dalam bermacam-macam bentuk meliputi cair, curah, tablet, pelet, briket, atau granul. Pemilihan bentuk ini tergantung pada penggunaan, biaya, dan aspek-aspek pemasaran lainnya.

Paket Teknologi Pembuatan Pupuk Organik


Komposter adalah media penyimpan bahan pupuk organik (kompos ) yang berasal dari sampah organik seperti sisa sayuran, makanan, daging dan ikan yang akan menghasilkan pupuk organik. Bahan sampah organik ini akan mengandung nutrisi ( NPK, MgSCa dan Mikro Elemen) yang baik dan sedikit sekali mengandung logam berat (Fe, Al, Cu). Komposter ini baik digunakan bagi para hobbies tanaman dan pertamanan ( Type S sampai L) maupun yang secara profesional menjadi alat produksi kompos ( Rotary Klin ) dengan tujuan komersil. Paket Teknologi bagi tujuan komersial sebagai suatu Instalasi Pengelolaan Kompos Kota (IPKK) akan menghasilkan margin laba yang baik.

Pabrik Pupuk Organik Granul

Pabrik Pupuk Organik Granul
Investasi UKM dalam pembuatan pupuk organik granul kini bergairah setelah pemerintah memberikan subsidi bagi pembuatan pupuk organik. Inilah kali pertama lingkup kerja Lingkungan Hidup bertemu dengan Pertanian dalam menggarap masalah saampah kota- sebagai bahan organik yang berpotensi sangat besar dijadikan bahan pupuk - untuk dikembalikan ke desa.

Pertemuan Bisnis Organik Granul

Pertemuan Bisnis Organik Granul
Pertemuan pengusaha membahas peluang bisnis Organik Granul di Bandung berlangsung di Kadin Lounge. Komitmen investasi UKM akan membuka horison baru bahwa sampah kota akan sangat diperlukan bagi bahan baku pembuatan kompos dalam jumlah besar.

Trip Organik

Trip Organik
Wisata Organik atau Trip Organik "Posko Hijau" Bandung bertujuan mengenalkan aneka proses pembuatan bahan organik kompos hingga budidaya pertanian organik sampai mencicipi makanan serba sehat dan organik. Pesanan pada Trip Organik ini masih didasarkan atas Order, minimal Paket 25 Pax ( 25 Peserta by Micro Bus kapasitas 27 Seat). Dengan harga Rp 395.000,-/pax orang, peserta dapat melaksanakan sendiri pembuatan kompos sambil menikmati wisata unik di Bandung Selatan.  
 

Pengomposan Bagi Pertanian Organik

Praktik budidaya pertanian yang hanya memperhitungkan pada hasil sesaat tanpa mempedulikan efek kerusakan dikemudian hari menjadikan rusaknya kesuburan lahan pertanian akibat unsur-unsur dalam tanah ( C-organik, hara terkandung) terangkut oleh hasil panen serta efek dari penggunaan pupuk anorganik secara berkelebihan menyebabkan ketergantungan tanaman akan asupan hara dari luar dan menghilangnya kemampuan lingkungan tanaman menyediakan hara secara alamiah. Karenanya, sangat diperlukan perlakuan khusus untuk memperbaiki dan mengembalikan kesuburan lahan tersebut menjadi produktif kembali, dengan mengkombinasikan asupan hara anorganik terbatas- seperti aplikasi teknologi granular majemuk tablet ( Gramalet® ) pada dosis secara bijaksana dan pupuk organik serta hayati ( seperti Green Phoskko® ) , sehingga produktivitas tanaman juga akan meningkat.

Pupuk organik sebagai kegiatan mikrobiologis bukanlah pupuk biasa ( kimia anorganik) yang secara langsung meningkatkan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi ke dalam tanah. Pupuk organik, hayati atau mikrobiologis menambahkan nutrisi melalui proses alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer, menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman. Mikroorganisme dalam pupuk mikrobiologis mengembalikan siklus nutrisi alami tanah dan membentuk material organik tanah. Melalui penggunaan pupuk mikrobiologis, tanaman yang sehat dapat ditumbuhkan sambil meningkatkan keberlanjutan dan kesehatan tanah. Petani perlu kembali memanfaatkan pupuk hayati dan organik sebagai solusi tepat untuk meminimalkan dampak buruk penggunaan pupuk kimia selama ini yang terbukti telah menimbulkan berbagai penyakit degeneratif ( diabetes melitus, hipertensi, dll) .

Sebenarnya, guna pemenuhan kebutuhan tanaman akan bahan organik, secara alami bahan ( sampah dan limbah ) organik akan mengalami penguraian ( dekomposisi) di alam dengan bantuan mikroba maupun biota tanah lainnya. Namun, proses pengomposan secara alami berlangsung lama dan lambat. Untuk mempercepat proses pengomposan, bagi kepentingan mendaur ulang sampah secara cepat, telah banyak dikembangkan teknologi pengomposan ( composting) , baik dengan teknologi sederhana ( open windrows) , sedang ( open windrows with aeration) , maupun teknologi tinggi ( Rotary Kiln Composter) . Metode kerja Rotary Kiln adalah pengembangan dari sistim " In Vessel Composting" . Dalam sistim ini dipergunakan kontainer atau tabung. Karena sistim ini dibatasi oleh struktur kontainer atau kiln, menjadi sangat baik digunakan untuk mengurangi pengaruh bau yang tidak sedap seperti bau sampah kota maupun mengurangi resiko tersebarnya polutan cair dan gas CO2.

Pada prinsipnya pengembangan teknologi Rotary Kiln didasarkan pada proses penguraian bahan organik yang dimanipulasi oleh pemberian lingkungan mikro ( kelembaban, suhu, kadar air, aerasi dan faktor lain bagi penguraian oleh mikroba pengurai) dapat berlangsung terus menerus tanpa henti. Proses penguraian dioptimalkan sedemikian rupa sehingga pengomposan dapat berjalan dengan lebih cepat dan efisien. Bagi kepentingan olah sampah skala komunal atau kawasan komersial ( pabrik, pemukiman, apartemen, pasar, usaha ternak dan perkebunan) maupun kawasan sosial ( sekolah, rumah sakit, tempat ibadah) tersedia alat mesin Rotary Klin dengan pilihan kapasitas olah sampah 1 m3 ( 1/ 3 Ton) / 5 hari , 3 m3/ 5 hari setara 1 ton sampai 6 m3 ( 2 Ton) / unit mesin/ 5 hari.

Teknologi pengomposan ( composting technology) saat ini menjadi sangat penting artinya terutama untuk mengatasi permasalahan sampah dan limbah ( organik) - khususnya di perkotaan, seperti untuk mengatasi masalah sampah di kawasan komersial ( pemukiman, mall, hotel, kawasan industri, pabrik, dll) , masalah sampah dan limbah di kawasan sosial ( sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dll) serta masalah yang ditimbulkan dari keberadaan limbah organik ( industri makanan dan minuman, serta limbah pertanian, limbah peternakan dan perkebunan) .

Kompos, sebagai hasil dari pengolahan sampah dan limbah organik, bermanfaat besar bagi upaya memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar